Thursday, February 5, 2009




Apabila manusia gagal mencintai Tuhannya, maka cinta sejati tidak akan ditemuinya..
Orang yang terlalu banyak berjanji semasa bercinta adalah orang yang keliru dengan perasaannya sendiri.


Cinta memerlukan keikhlasan dan kejujuran dan bukannya pengorbanan membuta tuli. Mereka yang sanggup berkorban demi cinta adalah orang yang tidak pernah memahami erti cinta sebenar.


Kecacatan cinta bukannya terletak atas sebab ‘Cinta Itu Buta’ tetapi disebabkan mereka yang selalu mempermainkan cinta.


Cinta adalah anugerah Tuhan, mereka yang menerima dan mengalaminya tidak pernah menyedari bahawa dia telah jatuh cinta kepada seseorang.
By Am ScanDeLiCiouS™
KeMbaRa Ke aLaM CinTa..

Keindahan cinta yang berbalas bagaikan tak terucap dengan kata-kata. Ia akan membungakan pamitan rindu yang mendalam dan mengharapkan ia sentiasa subur di persada hati. Tahukah kita bercinta kasih pada Allah, kita pasti dianugerahkan rasa sedemikian. Berbanding dengan cinta manusia. Kembara Cinta mengungkap sekelumit ranjau dalam mendamba Cinta Allah.

Telah ditentukan fitrah insani, ingin bercinta dan dicintai, cinta pada Tuhan,c inta pada insan. Fitrah manusia telah ditentukan oleh Allah memiliki rasa saling mengasihi. Alangkah indahnya andai rasa tersebut dipimpin menuju redha dan maghfirah Allah.

Namun, kembara menuju cinta Allah sudah pasti mengundang sejuta rintangan dan ranjau. Pengorbanan Cinta Demi cinta, jarang manusia yang tidak sanggup berkorban. Namun, apakah kita sanggup menggadaikan diri dan segala balutan kemewahan untuk benar-benar memburu cinta-Nya. Bandingkanlah diri kita dengan kisah para insan soleh yang bersungguh menghayati cinta Ilahi Warna Cinta Penuh Kekeliruan.

Namun cinta penuh kembara, mudah menyimpang bahagia dicita tapi sengsara. Dalam sebuah hadis, Rasulullah s.a.w mengkhabarkan tentang bagaimana menikmati kelazatan dan kemanisan iman."Tiga perkara yang perlu ada untuk merasai kemanisan iman ialah mencintai Allah dan RasulNya lebih dari segala-galanya, mengasihi saudaranya kerana Allah dan membenci perkara yang dimurkai Allah sebagaimana dia benci dicampakkan ke dalam neraka".

Begitulah, seandainya kita terpandu dengan suluhan Islam, masakan cinta kita akan tersasar dan jauh menyimpang. Kata orang, cinta itu buta. Cinta yang buta hanyalah cinta murahan yang menaruh rasa pada setiap nikmat duniawi yang sementara.

Sekadar renungan, penyuburan iman berpaksikan kesungguhan kita menjalin kesucian cinta kepada Pencipta. Kerana sesungguhnya mencintai-Nya adalah cinta teragung. Bersamalah kita merafa'kan kesyukuran bersulamkan ketaatan agar kita terpandu menuju Destinasi Cinta yang Abadi "


By Am ScanDeLiCiouS™
Apa Itu CinTa??

Cinta...
Adalah sesuatu yang ajaib. Seperti layaknya sebuah ‘candu’, sekali kena sulit untuk melepas. Cinta itu tumbuh dan berkembang tidak mengenal tempat dan waktu, bahkan terkadang tanpa diduga.

Cinta...
Membawa kebahagiaan. Tapi juga bisa membawa kesedihan, banyak orang rela berkorban demi cinta. Tidak selamanya cinta itu terasa manis, namun kadangkala terasa pahit sekali. Karen cinta itu tidak harus memiliki.

Cinta...
Banyak makna terkandung di dalamnya. Dengan adanya cinta, hidup menjadi penuh warna. Ada birunya cinta, ada merahnya rindu, ada putihnya sayang, ada ungunya cemburu, dsb.

Cinta...
Menuntut kepercayaan, dan kepercayaan menuntut kesungguh-sungguhan. Hargailah cinta yang diberikan orang lain untukmu, dan pikirkanlah bagaimana cara untuk membalasnya. Penghargaan adalah sesuatu yang kita terima, sedangkan cinta adalah sesuatu yang kita berikan.

Cinta...
Apapun sifatnya, apapun alasannya, cinta patut untuk dimiliki. Karena cinta merupakan sebuah anugerah terindah yang pernah manusia miliki. Lebih baik memiliki cinta daripada memiliki semua bintang di langit.

By Am ScanDeLiCiouS™

Wednesday, February 4, 2009

BerKorBaN DeMi CinTa : HaRuS KaH??





Konon, wanita mengaku dirinya sebagai pihak yang paling banyak berkorban untuk lelaki . Sementara, banyak pula lelaki yang merasa telah “berkorban” dan telah merawat cintanya.


Terlepas dari pihak mana yang paling banyak berkorban, psikoterapis Dr. Laura Schlessinger, di Los Angeles, AS, menilai “berkorban” adalah hal terbodoh yang dilakukan orang.

Tentu, Schlessinger tak bermaksud mengajak kita untuk menjadi
orang yang egois, dan tak berhati perut. Buktinya, dia menyarankan kita untuk tetap bersabar dan menjunjung tinggi toleransi.


Seimbang


Konon pula, wanita memiliki kadar toleransi dan kesabaran yang lebih tinggi dibanding lelaki. Mungkin itulah sebabnya,wanita menjadi pihak yang lebih banyak berkorban atau mengalah.

Nyatanya, “Banyak wanita yang merasa harus berkorban.Bahkan, tak sedikit wanita merasa bahagia atas pengorbanannya.Padahal, keadaan itu, jauh dari sebuah hubungan sihat.”


Padahal, kebahagiaan sejati itu hanya akan diperoleh jika ada keseimbangan. “Jadi, bukan hanya wanita saja atau lelaki saja yang harus berkorban. Tapi harus dua-duanya.”

Dalam persepsi tertentu, berkorban atau mengalah akan sangat membantu sebuah hubungan. Tapi bila dibiarkan terus-terusan, keadaan itu akan terbalik menjadi bom waktu, yang siap meledak bila-bila saja.

Jadi, jangan pernah takut untuk menegosiasikan setiap keadaan atau masalah yang dihadapi. Hal itu akan menjadi pelajaran toleransi bagi pasangan, dan pelajaran pengorbanan bagi Anda.


Bagaimana menurut Anda?

By Am ScanDeLiCiouS™
CinTa InDaH AkaN MemBaWa KeBaHaGiaaN..




Berani bercinta harus berkorban! Suatu ungkapan yang tak asing lagi untuk kita dengar. Bahkan cinta tanpa pengorbanan bisa dikatakan bukanlah cinta sebenarnya, atau dengan kata lain adalah cinta palsu. Adapun yang melatarbelakangi suatu pengorbanan cinta, yaitu rasa tulus dan motivasi tersebunyi.

Pengorbanan cinta yang lahir dari ketulusan dan keikhlasan hati, tidak akan sama dengan pengorbanan cinta yang berangkat dari motivasi tersembunyi. Motivasi tersembunyi ini bisa berupa kepentingan-kepentingan terselubung dari pihak yang berkorban cinta, demi mencapai tujuannya.


Pengorbanan cinta yang tulus kemungkinan besar akan menjauhkan hati dari kekecewaan jika di kemudian hari tujuan cintanya tak bisa tercapai, karena pengorbanannya murni tanpa pamrih meskipun dirinya harus diterpa sejumlah penderitaan. Hanya kebahagian sang primadonalah yang diharapkannya. Sedangkan bagi yang tak tulus, buah kecewa dan kesallah yang menyelimuti hatinya, jika tak mampu mengendalikannya bisa mengarah ke demdam asmara alias tidak rela ia menjadi milik orang lain, bahkan dia sendiri akan selalu menderita jika yang primadonakannya itu hidup bahagia bersama orang lain.

Oleh kerana itu belajar dari kasus tersebut di atas, berpikir bijak dan tepat dalam menentukan suatu sikap untuk nenentukan pilihan teman hidup merupakan cara yang paling baik. Cinta yang dimulai bukan dari ketulusan akan menghasilkan kebahagian cinta yang semu, tidak sama dengan cinta yang murni dari lubuk hati yang paling dalam.Akhirnya coba kita periksa kembali, apakah pengorbanan cinta kita benar-benar tulus atau hanya main-main saja?


By Am ScanDeLiCiouS™